Press "Enter" to skip to content

Dari Sidang Pastoral Post Natal 2025: RD Martasudjita Ajak Cinta Ekaristi dan Adorasi

CATATAN REDAKSI : Keuskupan Ruteng mencanangkan Tahun 2025 sebagai Tahun Pastoral Ekaristi Transformatif. Tahun ini juga adalah tahun ke-10 implementasi Sinode III yang menjadi puncak dan penutup seluruh ziarah bersama 10 tahun lingkaran proses pastoral Sinode III dalam kurun waktu 2016-2025. Sidang Pastoral Post Natal Tahun Pastoral 2025 “Ekaristi Transformatif” dimulai 6-10 Januari 2025 di Rumah Retret Maria Bunda Karmel Wae Lengkas, Ruteng. Media PAROKIKUMBA.ORG melaporkan dari dekat dinamika, proses, hal-hal menarik hingga hasil Sidang Pastoral ini untuk para pembaca setia. Selamat membaca.

PAROKIKUMBA.ORG – Sidang Pastoral Post Natal Tahun Pastoral 2025 “Ekaristi Transformatif” telah dibuka resmi oleh Uskup Ruteng, Mgr Siprianus Hormat di Aula Yohanes Salib, Rumah Retret Maria Bunda Karmel – Wae Lengkas, Ruteng, Senin, 6 Januari 2025. Ratusan peserta datang dari 61 paroki, termasuk para pemimpin tarekat religius, pengurus DPP dan DKP, utusan Pemda Kabupaten Manggarai dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai.

Para peserta Sidang Pastoral bertemu selama 5 hari, jauh dari rutinitas, untuk merumuskan,  merencanakan dan melaksanakan berbagai program pastoral Tahun Ekaristi Transformatif 2025 secara efisien dan efektif. Dalam kebersamaan, kegembiraan dan semangat persaudaraan mereka juga mereview berbagai pencapaian yang menakjubkan dari semua paroki di tahun pastoral Ekologi Integral 2024 lalu yang dipresentasikan oleh tim Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng.

Uskup Ruteng, Yang Mulia Mgr Siprianus Hormat saat menyampaikan Input pada hari pertama Sidang Pastoral Post Natal Tahun Pastoral 2025 Ekaristi Transformatif di Rumah Retret Maria Bunda Karmel, Wae Lengkas, Ruteng, Senin, 6 Januari 2025. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Pada hari pertama sidang, Senin, 6 Januari 2025, Uskup Ruteng, Mgr Siprianus Hormat menyampampaikan input kepada semua peserta. Mgr Siprianus mengatakan, dalam Sidang Pastoral Post Natal ini, kita sungguh ingin merasakan dan merayakan keindahan Yesus Ekaristi dan juga menciptakan dan merasakan momentum meditatif dan kontemplatif.

“Hal ini tidak hanya terungkap dalam Misa dan Adorasi, tetapi juga dalam jedah-jedah hening selama diskusi untuk mengecapi keindahan dan kemolekan Kristus. Dengan itu, sidang ini bukanlah pertama-tama diskusi intelektual, tetapi perjumpaan budi dan hati dalam tuntunan Roh Kudus,” ujarnya. Mgr Siprianus juga mengapresiasi atas pelaksanaan aneka program ekologi di tahun Ekologi Integral 2024 yang terintegrasi di paroki-paroki, sekolah-sekolah, lembaga-lembaga dan komunitas-komunitas.

RD Emanuel Martasudjita, dosen teologi dogmatik dan liturgi di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma dan staf Seminari Tinggi Santu Paulus Kentungan - Yogyakarta, saat tampil membawakan rekoleksi bertema "Ekaristi : Tinggal dalam Kristus" di Sidang Pastoral Post Natal Tahun Pastoral 2025 Ekaristi Transformatif di Rumah Retret Maria Bunda Karmel, Wae Lengkas, Ruteng, Senin, 6 Januari 2025. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

“Kita bergembira bersama seluruh alam ciptaan atas kesadaran dan gerakan baru peduli dan sayang lingkungan di tanah Manggarai Raya ini. Mari kita bersatu dalam gelora semangat dan hati untuk terus menari dan mendendangkan gita cinta ekologi yang harmonis, pedagogis dan sejahtera di bumi Congkasae,” ucap Mgr Siprianus.

Semakin Mencintai Ekaristi dan Adorasi

Hari pertama Sidang Pastoral, dibuka dengan Rekoleksi yang dibawakan oleh RD Prof. Dr. Emanuel Martasudjita, Guru Besar bidang teologi di Universitas Sanata Dharma. Rekoleksi yang mengambil tema “Ekaristi : Tinggal dalam Kristus” disampaikannya dengan sesekali diselingi improvisasi joke (lelucon) segar di hadapan peserta sidang, yakni Dewan Kuria Keuskupan Ruteng, pemimpin kongregasi, lembaga-lembaga Gereja dan Biara, para Ketua Komisi Pusat Pastoral (PusPas), para Pastor Paroki, Pastor Vikaris dan Ketua-ketua DPP-DKP.

Suasana saat berlangsungnya acara Sidang Pastoral Post Natal Tahun Pastoral 2025 "Ekaristi Transformatif" yang dilaksanakan di Rumah Retret Maria Bunda Karmel - Wae Lengkas, Ruteng, Senin, 6 Januari 2025. Sidang Pastoral diadakan selama 5 hari dan membahas secara bersama berbagai program Tahun Pastoral Ekaristi Transformatif di Keuskupan Ruteng. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

RD Martasudjita, yang disapa Romo Marto, mengatakan, banyak dari kita sangat bersemangat bekerja bagi Tuhan dan Gereja melalui pekerjaan di lingkungan Gereja ataupun masyarakat. Tetapi saking bersemangatnya bekerja dan bekerja, tidak sedikit dari kita yang kehabisan tenaga dan kehabisan api dari dalam. Sementara kita mengalami bahwa doa-doa kita, Ekaristi kita di Gereja, pertemuan-pertemuan umat di lingkungan (KBG) terasa menjadi sekedar rutinitas dan tidak memberi inspirasi.  Hal ini terjadi karena kita belum tinggal dalam Kristus.

“Kebersamaan atau kesatuan hidup dengan Yesus Kristus menjadi hal pertama dan terutama bagi seorang murid. Sebab karya perutusan nanti merupakan kesaksian dari pengalaman hidupnya sendiri bersama Kristus. Kalau begitu dapat diyakini murid mewartakan Kristus dan bukan diri sendiri,” ujar Romo Marto. Ia mengajak semua peserta mendalami tentang melalui Ekaristi, kita tinggal dalam Kristus, dengan renungan tentang Yesus – Ekaristi dalam Kisah Kelahiran di Injil Lukas, Injil Matius dan Injil Yohanes.

Dikatakan Romo Marto, ketika kita menerima Tubuh dan Darah Kristus, maka yang diterima adalah seluruh diri dan hidup Yesus Kristus yang mencakup seluruh misteri hidupNya, dari inkarnasi, kelahiran, 30 tahun di Nasaret, wafat dan kebangkitanNya.”Ketika kita menerima atau menyambut komuni, itu bukan hal yang main-main, karena kita sesungguhnya menerima seluruh hidup Yesus Kristus,” pesannya.

Para peserta Sidang Pastoral Post Natal sedang tertawa lepas saat mendengarkan lelucon (joke) yang diceritakan oleh RD Emanuel Martasudjita, disapa Romo Marto sebagai selingan-selingan di tengah sesi Rekoleksi bertema "Ekaristi : Tinggal dalam Kristus" yang mengawali kegiatan Sidang Pastoral Post Natal 2025 di Rumah Retret Biara Karmel - Wae Lengkas. (Foto : PAROKIKUMBA.ORG)

Romo Marto menambahkan, banyak orang yang mencintai Ekaristi selalu bertanya tentang kapan dapat menyambut Kristus secara lebih leluasa dan berjumpa lebih berlama-lama dengan Yesus. Kerinduan inilah yang mengarahkan banyak orang untuk bisa menjalankan Adorasi Ekaristi yang dalam ajaran Gereja untuk memperdalam dan memperpanjang apa yang dirayakan dalam Ekaristi.

“Adorasi menjadi konsekwensi alami dari perayaan Ekaristi. Orang yang cinta Ekaristi dengan sungguh-sungguh akan mencintai Adorasi juga,” ujar Romo Marto. Dia mengutip Santu Yohanes Paulus II dalam Dominicae Cenae, bahwa Gereja dan dunia sungguh memerlukan kebaktian kepada Ekaristi Mahakudus. Yesus menantikan kita dalam Sakramen KasihNya ini. Marilah kita tidak berhemat dengan waktu kita. Marilah kita tidak menghitung-hitung waktu kita untuk menjumpai Tuhan dalam Adorasi dan kontemplasi yang penuh iman dan siap memberi silih bagi dosa besar dan kejahatan dunia. Semoga Adorasi kita tak akan pernah berhenti. (Jimmy Carvallo)

PAROKI KUMBA RUMAH KITA BERSAMA

Comments are closed.