Press "Enter" to skip to content

SURAT GEMBALA NATAL 2024 USKUP RUTENG

SURAT GEMBALA NATAL 2024 USKUP RUTENG

(Wajib Dibacakan Sebagai Pengganti Kotbah pada Misa Hari Minggu Tanggal 15 Desember 2024 dan Misa Sabtu Sore Tanggal 14 Desember 2024)

“Bersukacitalah! Sebab Tuhan sudah dekat.” (Flp 4:4-5).

Para imam, biarawan/wati, dan seluruh umat Allah Keuskupan Ruteng yang dikasihi Tuhan,

Minggu Gaudete, Minggu Sukacita yang dirayakan oleh Gereja sejagat dalam hari minggu advent ketiga ini mengajak kita semua untuk mengangkat madah syukur ke haribaan yang Ilahi. Sebab dalam peristiwa natal Tuhan datang mengunjungi kita umat-Nya. Dalam peluh keringat perjuangan di tengah dunia ini, dalam keletihan dan terkadang kegagalan dalam hidup, kita tidak pernah sendirian. Kita selalu boleh bergayut pada rangkulan lembut kasih-Nya. Sebab Dia adalah Allah yang peduli dan terlibat dalam hidup ini. Allah yang tinggal bersama-sama dengan kita. Imanuel. Liturgi yang berwana roseta (merah muda) dalam minggu ketiga advent menebarkan dengan indah aura sukacita dan pengharapan ini.

Sukacita insani dalam peristiwa natal ini hendaknya kita satukan dengan sukacita kosmis. Bukan hanya kita yang bergembira, tetapi alam raya juga bersorak sorai. Bukan hanya manusia, tetapi “biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai” (Mzm 96:11). Inilah yang boleh kita rasakan dalam derap tahun ekologi integral 2024 ini. Kita bersyukur atas ziarah bersama Gereja Keuskupan Ruteng dalam gerakan merawat dan mencintai ibu bumi dalam tahun ini. Kita bergembira bersama seluruh alam ciptaan atas kesadaran dan gerakan baru peduli dan cinta lingkungan di bumi Congkasae ini. Kita bersimpuh takjub di hadirat sang Khalik atas kesempatan untuk menari dan mendendangkan gita cinta ekologi yang harmonis, pedagogis dan sejahtera pada tahun 2024 ini. Benarlah apa yang dikumandangkan Paus Fransiskus “Dunia, lebih daripada masalah yang harus dipecahkan, merupakan misteri yang menggembirakan untuk direnungkan dengan sukacita dan pujian.” (LS, 12). Terpujilah Engkau Tuhan, Sang Khalik, Sumber, Gerakan dan Tujuan kehidupan semua mahkluk. Laudato Si!

Para imam, biarawan/wati, dan seluruh umat Allah Keuskupan Ruteng yang dikasihi Tuhan,

Dalam tahun 2025 yang akan datang kita ingin terus melanjutkan gerakan ekologis ini dalam tahun pastoral Ekaristi Transformatif. Tahun ke-10 implementasi sinodal ini merupakan pula tahun puncak dan penutup rangkaian program fokus pastoral Sinode III kita. Bapa Suci Paus Santo Yohanes Paulus II  melukiskan dengan indah bahwa Ekaristi merupakan tindakan kosmik. “Sebab walaupun Ekaristi dirayakan di gereja desa yang sederhana, Ekaristi senantiasa dirayakan pada altar dunia. Ekaristi menyatukan langit dan bumi, merangkul dan meresapi seluruh ciptaan” (EE, 8). Dalam Ekaristi, bersatu dengan Anak yang menjelma, “seluruh kosmos mengucap syukur kepada Allah….Dunia yang berasal dari tangan Allah, berbalik kembali kepada-Nya dalam penyembahan yang penuh sukacita dan sempurna” (LS 236). Dalam Roti Ekaristi, “ciptaan diarahkan kepada pengilahian, kepada pesta pernikahan kudus, kepada penyatuan dengan Sang Pencipta sendiri”, ungkap Paus Benediktus XVI.

Selain berdimensi ekologis, Ekaristi juga memiliki ciri sosial. Ekaristi tidak hanya mempersatukan kita dengan alam, tetapi juga mengajak kita untuk peduli dan terlibat dalam kehidupan sesama manusia. Ekaristi adalah perayaan pemberian dan pengurbanan diri Yesus Kristus di kayu salib. Ini adalah ungkapan tindakan cinta kasih yang total dan sempurna bagi mereka yang letih, haus, lapar, dan berbeban berat.  Merayakan Ekaristi berarti terlibat dalam gerak salib Yesus untuk berkurban dan bersolider dengan sesama yang menderita. Dalam kaitan ini secara khusus saya menghaturkan terima kasih kepada semua umat, paroki, komunitas dan lembaga di Keuskupan Ruteng yang telah berbela rasa dengan korban bencana Lewotobi di Flores Timur. Ini adalah wujud nyata Ekaristi sosial.

Di samping aspek sosial ekonomi, kita juga ingin mewujudkan Ekaristi dalam kehidupan sosial politik. Politik adalah ranah untuk mewujudkan apa yang menjadi prinsip-prinsip utama injili yakni martabat pribadi manusia, solidaritas dan kesejahteraan umum (bonum commune). Merayakan Ekaristi berarti diutus untuk memperjuangkan perdamaian, keadilan dan persaudaraan dalam kehidupan bersama. Para Bapa Uskup KWI dalam surat gembala natal 2024 mengajak kita semua setelah perhelatan besar demokrasi dalam Pemilu (Pilpres, Pileg, Pilkada, Pilkades) untuk “bergandengan tangan, mempererat persaudaraan dan berjalan bersama memajukan negeri tercinta ini”. Kita diundang terlibat untuk membangun bangsa Indonesia menjadi “Betlehem” baru, “tempat lahir dan bertumbuhnya para peimpin yang berjiwa pelayan, ugahari, hidup sederhana, dan mengutamakan kepentingan bangsa”. Terlebih dalam kehidupan sosial yang masih diwarnai oleh pelbagai berita menyesatkan, ujaran dan hasutan kebencian, ketidakadilan, kemiskinan, intoleransi, perdagangan orang, praktik perjudian dan pinjaman online, serta perusakan lingkungan hidup, umat Katolik diajak untuk membangun kehidupan bersama yang diresapi spirit natal: damai sejahtera di bumi dan dalam hati kita masing-masing  (Surat Gembala Natal KWI-PGI 2024).

Tentu bukan hanya perubahan sosial, tetapi Ekaristi mendorong juga pembaruan diri. Persatuan dengan Kristus dalam roti ekaristi dan dalam sabda-Nya mengikat keintiman kita dengan Kristus. Dalam Ekaristi “bukan saja masing-masing kita menyambut Kristus, tetapi juga Kristus menyambut kita masing-masing…’Yang makan tubuh-Ku akan hidup dalam Aku’ (Yoh 6:57)” (EE, 22). Inilah dasar pertobatan dan pembaruan diri yang tak henti-hentinya. Ekaristi menumbuhkan dan mengembangkan kehidupan setiap pribadi agar semakin menyerupai Kristus dan dibarui terus menerus oleh kasih-Nya.

Justru karena perannya yang sangat mendasar inilah maka Konsili Vatikan II menandaskan bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan umat beriman (LG 11). Seluruh pergumulan hidup kita yang insani dalam dunia yang fana ini terarah kepada persatuan mesra dengan Kristus dalam perayaan Ekaristi. Sebaliknya, melalui Ekaristi, kita dapat menimba kekuatan oase surgawi untuk berziarah di padang gurun dunia ini. “Sungguh Ekaristi adalah secercah penampakan surga di atas bumi. Ekaristi adalah seberkas sinar mulia dari Yerusalem surgawi yang menembus awan Sejarah dan menerangi peziarahan kita,” ujar Paus Yohanes Paulus II (EE,19).

Para imam, biarawan/wati, dan seluruh umat Allah Keuskupan Ruteng yang dikasihi Tuhan!

Dalam Tahun 2024 ini rahmat Allah mengalir berlimpah kepada Keuskupan Ruteng melalui pembentukan Keuskupan Labuan Bajo. Dalam masa pontifikal kami, harapan dan amanat Sinode III Keuskupan Ruteng pada tahun 2013-2015 tentang pemekaran Keuskupan Ruteng ke wilayah barat tanah Nucalale telah terwujud. Pada tanggal 21 Juni 2024 Paus Fransiskus telah membentuk Keuskupan Labuan Bajo, dan mengangkat Mgr. Maksimus Regus, imam diosesan Keuskupan Ruteng, sebagai gembala perdananya. Keuskupan Labuan Bajo mencakupi 25 Paroki Keuskupan Ruteng yang berada di wilayah Kabupaten Manggarai Barat. Mari kita terus bergandeng tangan dan berjalan bersama-sama dengan Keuskupan Labuan Bajo dalam mewartakan sukacita injil dan memberikan kesaksian tentang kebaikan Allah dari Wae Mokel di ufuk timur sampai dengan Selat Sape di ufuk barat.

Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem (Luk 2:15). Itulah tema natal kita tahun 2024 ini. Betlehem berarti “rumah roti”. Yesus adalah roti yang memberi kehidupan kepada dunia (Yoh 6:39). Mari kita merayakan Ekaristi natal dengan penuh sukacita dan juga dengan setia merayakan Ekaristi pada hari Minggu. Sebab inilah momentum mistik untuk merasakan belas kasih Tuhan yang memberikan kekuatan dan kebahagiaan sejati dalam kehidupan sehari-hari.

Betlehem bukan hanya sekedar nama tempat kelahiran Yesus. Betlehem juga adalah simbol kelahiran Tuhan dalam hidup kita di mana dan kapan saja. Karena itu mari kita sekarang pergi mencari dan menjumpai Yesus dalam dinamika hidup sehari-hari di tengah-tengah keluarga, dalam kehidupan KBG dan Paroki, dalam dunia kerja dan masyarakat. Biarkanlah Yesus, Tuhan, lahir dalam dirimu dan meresapi hidupmu dengan gelora cinta yang tak kunjung henti. Selamat merayakan natal 2024 dan bahagia tahun baru 2025. Tuhan memberkatimu!

Ruteng, 14 Desember 2024,

Uskupmu,

Mgr. Sipri Hormat

Comments are closed.